Kemiripan 3 Sinetron Remaja SCTV
Catatan untuk Putih Abu-Abu, Diam-Diam Suka, dan Tiba-Tiba Cinta
SCTV terbilang lebih banyak menanyangkan sinetron remaja dibanding tivi lain. Sinetron-sinetron remaja yang tayang pada prime time (jam 19-21 WIB) ini seakan menjadi magnet, primadona, dan ikon untuk SCTV.
Meski ada FTV dan sinetron remaja di tivi lain, SCTV tak kehabisan ide untuk mempertahankan sinetron bergenre romantika remaja.
Terbukti dari deretan sinetron Putih Abu-Abu yang sukses memproduksi 231 episode, Diam-Diam Suka yang mencapai ratusan episode dan masih tayang sampai sekarang, hingga Tiba-Tiba Cinta yang tamat pada episode 61.
Setidaknya 3 sinetron itu lebih populer dari genre sinetron remaja sebelumnya. Tak heran bila pemirsa kerap mengidentikkan sinetron remaja dengan SCTV.
Ketiganya berhasil menunjukkan identitas sinetron yang menjadi ciri khas. Tak tangung-tanggung, pemeran dalam sinetron-sinetron itu pun membekas di hati para penggemarnya. Baik artis lama maupun artis yang baru debut, semua bermain all out dan diakui kemampuannya.
Putih Abu-Abu melahirkan Blink dan Lollypop yang sempat naik daun sebagai girlband di kancah musik tanah air. Sinetron itu juga mewarisi istilah-istilah gaul yang terdengar aneh, tapi sukses menambah vocabulary alay seperti 'kamseupay'.
Begitu juga Diam-Diam Suka dengan The Johits (Jomblo Ngehits) dan pemeran utama, Sri (Febby Rastanty), yang berhasil mendaur share di atas angka 15. Sementara Tiba-Tiba Cinta yang mendadak berakhir atau mungkin lebih tepatnya terpaksa berakhir, seakan menggantung Anisa Rahma -pemeran utamanya- pada solo karier pasca-keluar dari Cherrybell.
Kemiripan lain yang bisa diamati dari ketiga sinetron tersebut diantaranya soal setting tempat, penokohan, alur, latar belakang kisah, peran pembantu, dan sense of music.
Setting tempat pasti mengambil sekolah favorit, sekolah keren di Ibu Kota. Putih Abu-Abu di SMA Cendrawasih, Diam-Diam Suka di Screenhigh International School, serta Tiba-Tiba Cinta yang meski setting utama di sekolah biasa, tapi aktor utama (Alex) diceritakan sebagai pindahan dari sekolah favorit sebelumnya.
Terkait penokohan, ketiganya memang menjadikan siswa SMA sebagai fokus cerita. Dengan paduan pemeran utama yang tak jauh beda; aktris utama miskin berhadapan dengan aktor utama kaya. Alurnya pun mudah ditebak: segala konflik dalam sinetron membuat tokoh utama yang semula bertolak belakang menjadi saling cinta.
Hal itu tentu dipengaruhi latar belakang kisah yang juga tak jauh beda, meski memang ceritanya berbeda. Putih Abu-Abu dan Diam-Diam Suka sama-sama melatarbelakangi aktris utama dari Jogja, tanpa orang tua, hidup numpang di tempat kerabat. Sedangkan Tiba-Tiba Cinta mengangkat kisah anak panti asuhan yang akhirnya berhasil menemukan ibu kandungnya.
Ketiga sinetron itu juga memakai peran pembantu yang sangat berpengaruh pada peran utama. Peran pembantu ini tidak lepas dari kisah cinta segitiga dan bujur sangkar. Selanjutnya menjadi musuh yang terus menganggu kehidupan pemeran utama. Akting bagian ini tidak jauh dari mem-bully, mengadu domba, menjatuhkan lawan, hingga tindak kriminal.
Kemiripan lain, tentang musik. Putih Abu-Abu dengan Blink dan Lollypop. Diam-Diam Suka dengan The Johits dan The Cendols, serta Tiba-Tiba Cinta dengan Nirmala-nya.
Sayangnya, 3 judul sinetron yang sama-sama terdiri dari 3 kata itu, tampak kehilangan pesan utama yang seharusnya menjadi ruh dalam sinetron. Alur kisah ABG dengan segala konfilknya, justru meninggalkan kesan yang absurd untuk sisi kehidupan remaja. Bahkan jika enggan dibilang sinetron murahan, ketiganya memang jauh dari pesan moral, nilai perjuangan, cinta tanah air, dan intelektualitas pelajar SMA yang seharusnya patut diteladani.
Entah motif rating atau kejar tayang yang menjadikan sinetron remaja itu kurang berkualitas. Namun diakui atau tidak, sinetron-sinetron tersebut seakan menunjukkan "ini lho, dunia remaja Indonesia" yang tidak semestinya.* (Siti Dzarfah)
SCTV terbilang lebih banyak menanyangkan sinetron remaja dibanding tivi lain. Sinetron-sinetron remaja yang tayang pada prime time (jam 19-21 WIB) ini seakan menjadi magnet, primadona, dan ikon untuk SCTV.
Meski ada FTV dan sinetron remaja di tivi lain, SCTV tak kehabisan ide untuk mempertahankan sinetron bergenre romantika remaja.
Terbukti dari deretan sinetron Putih Abu-Abu yang sukses memproduksi 231 episode, Diam-Diam Suka yang mencapai ratusan episode dan masih tayang sampai sekarang, hingga Tiba-Tiba Cinta yang tamat pada episode 61.
Setidaknya 3 sinetron itu lebih populer dari genre sinetron remaja sebelumnya. Tak heran bila pemirsa kerap mengidentikkan sinetron remaja dengan SCTV.
Ketiganya berhasil menunjukkan identitas sinetron yang menjadi ciri khas. Tak tangung-tanggung, pemeran dalam sinetron-sinetron itu pun membekas di hati para penggemarnya. Baik artis lama maupun artis yang baru debut, semua bermain all out dan diakui kemampuannya.
Putih Abu-Abu melahirkan Blink dan Lollypop yang sempat naik daun sebagai girlband di kancah musik tanah air. Sinetron itu juga mewarisi istilah-istilah gaul yang terdengar aneh, tapi sukses menambah vocabulary alay seperti 'kamseupay'.
Begitu juga Diam-Diam Suka dengan The Johits (Jomblo Ngehits) dan pemeran utama, Sri (Febby Rastanty), yang berhasil mendaur share di atas angka 15. Sementara Tiba-Tiba Cinta yang mendadak berakhir atau mungkin lebih tepatnya terpaksa berakhir, seakan menggantung Anisa Rahma -pemeran utamanya- pada solo karier pasca-keluar dari Cherrybell.
Kemiripan lain yang bisa diamati dari ketiga sinetron tersebut diantaranya soal setting tempat, penokohan, alur, latar belakang kisah, peran pembantu, dan sense of music.
Setting tempat pasti mengambil sekolah favorit, sekolah keren di Ibu Kota. Putih Abu-Abu di SMA Cendrawasih, Diam-Diam Suka di Screenhigh International School, serta Tiba-Tiba Cinta yang meski setting utama di sekolah biasa, tapi aktor utama (Alex) diceritakan sebagai pindahan dari sekolah favorit sebelumnya.
Terkait penokohan, ketiganya memang menjadikan siswa SMA sebagai fokus cerita. Dengan paduan pemeran utama yang tak jauh beda; aktris utama miskin berhadapan dengan aktor utama kaya. Alurnya pun mudah ditebak: segala konflik dalam sinetron membuat tokoh utama yang semula bertolak belakang menjadi saling cinta.
Hal itu tentu dipengaruhi latar belakang kisah yang juga tak jauh beda, meski memang ceritanya berbeda. Putih Abu-Abu dan Diam-Diam Suka sama-sama melatarbelakangi aktris utama dari Jogja, tanpa orang tua, hidup numpang di tempat kerabat. Sedangkan Tiba-Tiba Cinta mengangkat kisah anak panti asuhan yang akhirnya berhasil menemukan ibu kandungnya.
Ketiga sinetron itu juga memakai peran pembantu yang sangat berpengaruh pada peran utama. Peran pembantu ini tidak lepas dari kisah cinta segitiga dan bujur sangkar. Selanjutnya menjadi musuh yang terus menganggu kehidupan pemeran utama. Akting bagian ini tidak jauh dari mem-bully, mengadu domba, menjatuhkan lawan, hingga tindak kriminal.
Kemiripan lain, tentang musik. Putih Abu-Abu dengan Blink dan Lollypop. Diam-Diam Suka dengan The Johits dan The Cendols, serta Tiba-Tiba Cinta dengan Nirmala-nya.
Sayangnya, 3 judul sinetron yang sama-sama terdiri dari 3 kata itu, tampak kehilangan pesan utama yang seharusnya menjadi ruh dalam sinetron. Alur kisah ABG dengan segala konfilknya, justru meninggalkan kesan yang absurd untuk sisi kehidupan remaja. Bahkan jika enggan dibilang sinetron murahan, ketiganya memang jauh dari pesan moral, nilai perjuangan, cinta tanah air, dan intelektualitas pelajar SMA yang seharusnya patut diteladani.
Entah motif rating atau kejar tayang yang menjadikan sinetron remaja itu kurang berkualitas. Namun diakui atau tidak, sinetron-sinetron tersebut seakan menunjukkan "ini lho, dunia remaja Indonesia" yang tidak semestinya.* (Siti Dzarfah)
0 komentar:
Posting Komentar
Matur suwun sampun mampir. Menurut Panjenengan kados pundi?